Mengupas Lasagna: Dari Dapur Romawi Kuno hingga Meja Makan Modern

Mengupas Lasagna: Dari Dapur Romawi Kuno hingga Meja Makan Modern

Lasagna—si hidangan berlapis yang hangat dan menggugah selera—bukan sekadar makanan, tapi warisan sejarah yang kaya rasa dan bahasa. Di balik lelehan keju dan saus tomatnya yang menggoda, tersimpan kisah evolusi kuliner yang membentang dari zaman Romawi kuno hingga dapur modern di seluruh dunia.

Lasagna atau Lasagne? Perbedaan Bukan Sekadar Ejaan

Dalam bahasa Italia, “lasagne” adalah bentuk jamak yang merujuk pada beberapa lembar pasta, sementara “lasagna” merujuk pada satu lembar atau kadang juga keseluruhan hidangan.

Menariknya, penggunaan istilah ini pun terbagi secara geografis di Italia: wilayah utara cenderung menggunakan “lasagne” (jamak), sedangkan wilayah selatan lebih akrab dengan “lasagna” (tunggal).

Pengaruh ini merambah hingga ke dunia berbahasa Inggris: bahasa Inggris Britania cenderung menulis “lasagne”, sementara bahasa Inggris Amerika lebih sering menggunakan “lasagna”. Namun, di kedua belahan dunia ini, baik “lasagna” maupun “lasagne” kini diterima sebagai kata benda tak terhitung (uncountable noun), mengacu pada hidangan utuh berlapis-lapis itu.

Dari Wajan Romawi hingga Lapisan Keju

Asal mula kata “lasagna” sendiri tidak lepas dari jejak sejarah. Di masa Romawi kuno, terdapat hidangan bernama lasana atau lasanum, yang berarti wadah atau panci dalam bahasa Latin. Dalam buku masak klasik De re coquinaria karya Marcus Gavius Apicius, disebutkan masakan yang menyerupai lasagna masa kini.

Namun, ada kemungkinan bahwa istilah ini lebih tua lagi. Beberapa teori etimologi menyebutkan bahwa kata “lasagna” berasal dari bahasa Yunani:

  • Laganon (λάγανον): lembaran tipis adonan pasta yang dipotong panjang-panjang—cikal bakal pasta modern.
  • Lasana (λάσανα) atau lasanon (λάσανον): berarti rak atau alas panci, yang kemudian dipinjam oleh bangsa Romawi dan diadaptasi menjadi “lasanum”.

Seiring waktu, makna kata ini pun berubah, dari nama wadah menjadi nama makanan yang dibuat dalam wadah tersebut. Inilah contoh klasik bagaimana bahasa dan makanan saling membentuk budaya.

Jejak Lasagna di Inggris Abad Pertengahan

Tidak hanya Italia, Inggris abad ke-14 juga memiliki hidangan bernama “loseyn”, sebagaimana tercatat dalam buku masak The Forme of Cury yang disusun oleh koki kerajaan Raja Richard II. Loseyn memiliki kemiripan dalam hal penyusunan lapisan bahan dan pasta, meskipun belum menggunakan tomat, karena bahan tersebut baru masuk ke Eropa setelah penjelajahan Columbus ke Dunia Baru pada tahun 1492.

Tomat baru mulai dikenal di dapur Eropa pada abad ke-16 dan muncul dalam literatur kuliner sekitar tahun 1544. Resep lasagna modern yang menggunakan saus tomat mulai populer setelah pengaruh kuliner Spanyol menjalar ke Italia, khususnya Napoli.

Lasagna Hari Ini: Tradisi dan Inovasi

Kini, lasagna telah menjadi salah https://www.locoztacoz.com/ satu simbol kuliner Italia yang paling dicintai di dunia. Kombinasi pasta, saus tomat, daging, dan keju yang dipanggang bersama menyatukan rasa nostalgia, kenyamanan, dan kelezatan dalam setiap suapan. Lasagna juga telah mengalami berbagai adaptasi—dari versi vegetarian, vegan, hingga seafood, menunjukkan betapa fleksibelnya hidangan ini.

Namun satu hal tetap: setiap lapisan lasagna bukan hanya pasta dan saus, tapi juga sejarah, bahasa, dan budaya yang terjalin indah selama ribuan tahun.

Kesimpulan? Lasagna bukan cuma makanan. Ia adalah sepiring kisah lintas zaman.

slvca
ارسال دیدگاه